Berbicara soal cinta memang ga habis-habisnya. Definisi dari cinta yang tanya syarat alias mencintai apa adanya, termasuk topik yang sulit dipahami dan banyak versinya. Banyak dari kita yang menganggap sudah paham dan siap mencintai dan menerima apa adanya. Nanti baru kaget, kok rupanya beda banget dengan ekspektasi? Mending langsung pahami maksud mencintai apa adanya berikut:
Setuju kan kalau hubungan antara 2 orang adalah hal yang kompleks dan dinamis? Wajar kalau sesekali kamu dan pasangan berselisih paham atau cekcok. Tapi dalam cinta yang menerima apa adanya, konflik tidak harus selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Konflik tidak mutlak sebuah pengalaman buruk. Bahkan, jika kalian mencintai apa adanya maka konflik bisa jadi pertanda hubungan yang produktif.
Dalam cinta yang menerima apa adanya, kedua pihak bisa mengatasi perbedaan dengan dewasa. Tidak ada yang namanya melewati batas kesopanan, karena tetap ada respek dan menghargai. Prinsipnya kalian boleh beda, tapi pendapat tetap setara nilainya. Jika kedua pihak bisa mengekspresikan opini secara bebas, baru deh ada solusi dan ini baru namanya mencintai apa adanya.
Dalam cinta yang tanpa syarat, bukan berarti salah satu pihak ada yang tertindas dan hanya bisa pasrah menerima. Sebuah hubungan yang sehat seharusnya dilandasi dengan komunikasi yang jujur, terbuka dan tepat waktu. Tidak ada yang namanya takut dipandang sebelah mata atau takut di-judge.
Untuk komunikasi yang lebih baik dan mencintai apa adanya tanpa mengorbankan perasaan, coba trik ini:
Jika mencintai apa adanya, tentu akan mendukung sepenuh hati semua progress pasangan. Definisi mendukung bukan saja hadir saat pasangan sedang mencapai sukses, tetapi juga selalu ada di saat dia terpuruk. Saat doi sedang bersedih, kamu juga turut berempati dan ingin menolongnya keluar dari situasi tersebut. Di dalam situasi, baik senang maupun susah, mencintai apa adanya berarti selalu ada untuk dirinya.
Dalam urusan hati dan asmara, timbal balik harus terjadi secara alami. Namun ada saatnya dimana pasangan harus saling menyesuaikan lewat jalan-jalan yang tidak terjadi secara natural atau melenceng dari karakter kalian pada dasarnya. Saat mencintai apa adanya, kerelaan untuk beradaptasi dan berkompromi walaupun terasa sulit tetap akan rela dijalani demi kebaikan bersama.
Jika kalian memang mencintai apa adanya, maka keputusan untuk adaptasi dan kompromi ini dilakukan sepenuh hati dan tidak ada perasaan dendam. Jangan juga menuntut pasangan untuk melakukan hal yang sama hanya gara-gara kamu merasa tidak adil yah
Mencintai apa adanya juga tidak jauh-jauh dari yang kesediaan memaafkan atau mengampuni. Walaupun memang tergantung pada situasi dan batas toleransi masing-masing, mereka yang mencintai apa adanya selalu punya ruang untuk maaf bagi pasangan. Dengan catatan, kesempatan maaf itu harus disikapi dengan baik dan sungguh-sungguh juga yah. Bedakan antara maaf yang tidak dibarengi introspeksi, karena dengan demikian mencintai apa adanya bisa berbalik menyakitkan dirimu saja.
Selain sudah bisa memaafkan dan pasangan juga mengoreksi diri, ingat kalau mencintai apa adanya juga tidak ada kebencian atau dendam. Jika memang sudah memaafkan, maka kalian harus move on dan lagi tidak mengungkit masa lalu sebagai cara untuk melampiaskan kekesalan.
Yang namanya mencintai apa adanya, tentu tidak ada unsur paksaan ataupun persyaratan- apalagi motif yang kalkulatif. Boleh dibilang, mencintai apa adanya berarti sebuah tindakan yang 100% terbebas dari pengharapan akan imbalan. Sebut saja istri yang rela menemani suaminya dan menjaga di saat tua dan sakit.
Pada dasarnya, mencintai apa adanya selalu dibarengi dengan dorongan untuk menjaga, membantu, dan menyayangi seseorang secara tulus dan murni. Dan alangkah idealnya jika rasa tulus ini berjalan dua arah, sehingga kualitas hubungan jadi sempurna.
Dalam arti nih, mencintai apa adanya berarti pasangan jadi faktor penentu dalam setiap keputusan penting. Tidak lagi melulu soal ego atau kesenanganmu, hubungan yang saling menerima apa adanya juga harus melibatkan kedua belah pihak. Jadi, jika ada keputusan penting yang harus dibuat, selalu ada pembahasan agar sepakat dan mempertimbangkan pasangan di dalam semua hal.
Tapi nih, masalah prioritas semua harus dijalankan secara rasional yah. Walaupun pasangan jadi penentu pengambilan keputusan, kamu juga tetap harus sayang diri dan punya suara yang sama supaya hubungan tetap berimbang dan bahagia.
Nah, kalian sudah bisa mencintai apa adanya ga? Bagi yang bisa menerima pasangan apa adanya, pastikan juga kalian bahagia dengan kualitas hubungan kalian yah. Karena jika mencintai apa adanya tetapi hanya menyakiti dirimu, maka hubungan itu tidak sehat dan harus dipertimbangkan kembali.
Sebaliknya, jika mencintai apa adanya terjalin secara timbal balik, maka kalian bisa punya kualitas hidup yang bahagia dan saling percaya diri.
Reference: