Menurut salah seorang seksologi klinik & pakar hubungan, Dawn Michael, Ph.D, seperti yang dilansir dari Brides, pasangan sebaiknya sudah berpacaran dan saling mengenal minimal 3 tahun sebelum memantapkan langkah ke pelaminan.
Memang, sih, tidak ada rumus pastinya, mengingat setiap pasangan tentu memiliki karakter dan dinamika hubungan yang unik. Namun, tetap dibutuhkan masa penjajakan yang cukup supaya bisa saling menerima pasangan apa adanya. Tidak mau, kan, jika komitmen serius malah putus di tengah jalan karena ternyata sulit mencintai apa adanya?
Menerima pasangan apa adanya adalah ketika tidak lagi terbersit keinginan untuk mengubah dirinya. Apapun yang ingin mereka rasakan atau lakukan, kamu anggap itu adalah hak atau jati dirinya. Meskipun mungkin itu berbeda dari ekspektasi atau pendapatmu.
Sesungguhnya, menerima pasangan apa adanya bukanlah hal yang mudah. Namun, jika kamu berhasil berada di titik di mana kamu bisa mencintai pasangan apa adanya dan bahkan berempati pada dirinya, berarti kamu sudah berhasil menerima pasangan seutuhnya. Yang mana, hal ini menandakan kalau kamu sudah menemukan cinta sejatimu.
Pertanyaannya selanjutnya, apakah menerima pasangan apa adanya itu baik atau tidak? Pada dasarnya, setiap orang memang berhak atas perasaan, pendapat dan tindakan mereka masing-masing. Selain itu, memaksa agar seseorang berubah menjadi pribadi lain tentu bisa berbuah kekecewaan.
Jadi, pertanyaan baik atau buruk atas menerima pasangan apa adanya haruslah dikaji dari konteksnya. Jika ada unsur kompromi dan saling respek, tentunya menerima pasangan apa adanya adalah hal yang baik. Namun, jika dengan demikian kamu merasa tersiksa dan tidak puas, sudah bisa dipastikan hubungan juga tidak akan langgeng.
Sering, nggak, kamu ingin membantu pasangan atas masalah yang mereka hadapi? Namun, bukannya didengar, mereka malah terus larut dalam problem mereka. Mungkin pernah juga kamu memberi saran, tapi mereka tak menghiraukan. Padahal, kamu hanya ingin memberi perspektifmu atau menyuruhnya berpikir secara rasional.
Dari kasus ini, kamu bisa mulai belajar menerima pasangan apa adanya, termasuk daya proses dan cara mereka menghadapi suatu masalah. Walau niat kamu tulus, tetapi yang namanya perasaan atau pendapat seseorang tetaplah harus dijalani oleh orang itu sendiri. Kamu cukup berempati dan mendukungnya, tanpa mengharuskan dirinya mengikuti jalan sesuai yang kamu pikirkan.
Kalau semua manusia sama, kebayang, nggak, betapa membosankan dunia ini? Untungnya, setiap manusia dilahirkan dengan kepribadian yang unik dan menarik. Itu juga, kan, yang bikin kamu tertarik kepadanya sejak awal?
Walau memang perbedaan ini kadang bikin frustrasi, tetap utamakan empati dalam memahami karakter pasangan yang berbeda. Coba dengarkan penjelasannya atau alasan mengapa dia bertindak dengan caranya sendiri supaya kamu bisa mengerti. Dengan demikian, kalian bisa lebih dekat dan saling menerima apa adanya.
Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan kemampuan membaca pikiran orang lain. Jadi, mengharapkan pasangan tiba-tiba paham maksudmu tanpa penjelasan, pasti malah akan membuatmu kecewa. Misalnya, kamu kirim kode ingin diajak kencan romantis, tetapi dia nggak sadar akan keinginanmu. Akhirnya, kamu jadi kecewa karena merasa dia nggak peka.
Agar bisa menerima pasangan apa adanya, coba utamakan komunikasi terbuka dan hindari pengharapan diam-diam dari sebelah pihak. Mungkin dengan cara ini, kamu lebih bisa menerima pasangan apa adanya karena tidak terus-menerus dirundung kekecewaan.
Jangan lupa, agar komunikasi lebih leluasa dan nyaman, kamu bisa gunakan Closeup Ever Fresh dengan Triple Fresh Formula yang akan memberimu kesegaran napas selama 12 jam*. Ditambah purifying gel yang membersihkan hingga ke bagian mulut terdalam, anti-bacterial mouthwash** yang melawan 99% bakteri***, serta natural extract of clove dan spearmint yang akan membuat mulut terasa bersih dan segar!
Kunci dari menerima pasangan apa adanya adalah tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Sangat tidak adil jika kamu membandingkan dia dengan yang lain. Ini seperti membandingkan apel dan jeruk yang jelas berbeda. Tidak heran kalau Presiden Amerika Theodore Roosevelt pernah berkata, “Terlalu sering membandingkan, ibarat maling yang mencuri rasa bahagia”.
Jika kamu terus membandingkan pasangan dengan yang lain, bisa dipastikan kamu tidak akan merasa puas. Alhasil kamu jadi sulit menerima pasangan apa adanya. Namun, jika terus mensyukuri keunikannya, maka kamu akan jadi pribadi yang lebih positif dan bahagia.
Lebih gampang menarik kesimpulan negatif daripada mencoba berpikir secara positif. Ini merupakan sifat dasar manusia yang ingin melindungi perasaannya sendiri. Namun dalam percintaan, harus ada modal kepercayaan yang dibayar dengan cara berpikiran baik tentang si pasangan.
Benih pikiran negatif bisa dengan cepat tumbuh jadi ketidakpercayaan, keraguan dan ketidakpuasan. Alhasil kamu nggak akan pernah bisa menerima pasangan apa adanya. Daripada melanggengkan pikiran jelek, lebih baik fokus ke dirimu sendiri dan penuhi semua hal yang kamu inginkan tanpa mengharapkan dari pasangan.
Semua orang pasti ingin dicintai dan diterima apa adanya, mulai dari semua kebaikan maupun kelemahan. Kamu juga begitu, kan?
Nah, semoga ulasan cara menerima pasangan apa adanya ini bisa bermanfaat untukmu, ya! Pastinya, komitmen itu akan lebih mudah dijalani kalau ada rasa saling percaya dan mendukung. Dan biar hubungan kalian terus pede, jangan lupa saling memotivasi dan berkarya secara positif.
References: