Jalinan hubunganmu dengan si dia pasti tak selalu berjalan mulus. Selalu ada saja rintangan yang menguji kekuatan hubungan tersebut. Namun, kamu tidak perlu terlalu khawatir dengan kelangsungan hubungan asalkan kamu dan dia saling mempercayai. Selain itu, pemahaman tentang perbedaan posesif dan protektif juga patut diresapi agar hubungan tidak terus-menerus dipenuhi konflik.
Selama ini konsep posesif dan protektif memang cenderung kabur bagi orang-orang yang sedang menjalin asmara. Duh, jangan sampai kamu termasuk salah satu orang yang gagal memahami konsep tersebut hingga membuat hubungan jadi renggang bahkan berakhir, ya. Kenali bedanya protektif dan posesif secara mendalam agar kamu dan si dia sama-sama merasa nyaman.
Posesif dapat diartikan sebagai sifat cemburu yang membuat seseorang merasa memiliki objek lain, yaitu bisa berupa benda atau individu. Psikolog Gracia Ivonika M.Psi. menjelaskan bahwa posesif berorientasi pada diri sendiri dan memprioritaskan ego. Dengan kata lain, sikap posesif membuat seseorang beranggapan bahwa pasangannya adalah sepenuhnya miliknya. Maka pasangan tidak boleh melakukan hal apapun yang tidak berkenan bagi si individu yang posesif.
Protektif bisa didefinisikan sebagai tindakan ingin melindungi dan memastikan keselamatan objek lain, yaitu berupa benda atau individu. Saat kamu jatuh cinta dengan seseorang, pasti kamu berniat melindungi dan menjaga keselamatan orang tersebut. Sikap protektif yang baik berorientasi pada kepentingan individu lain sekaligus mengesampingkan ego diri sendiri. Kendati demikian, protektif secara berlebihan bisa memunculkan sifat posesif dalam diri seseorang.
Bedanya protektif dan posesif dapat tercermin dari beberapa konsep berikut ini:
Tindakan protektif membuatmu senantiasa ingin memastikan keamanan dan kenyamanan pasangan. Misalnya, kamu cemas bila si dia pulang larut malam sendirian sehingga berinisiatif untuk menjemputnya.
Sebaliknya, sifat posesif membuatmu merasa bahwa si dia milikmu seutuhnya sehingga tak boleh berinteraksi dengan orang lain, terutama lawan jenisnya. Ketika si dia pulang larut malam, kamu menganggap bahwa dia sedang berkhianat dengan bersenang-senang bersama lawan jenis.
Sikap protektif yang baik harus dibarengi dengan kepercayaan terhadap pasangan. Contohnya, kamu selalu mengizinkan si dia pergi sendiri atau bersama teman-temannya asalkan sudah mengabarimu terlebih dahulu.
Sementara itu, sifat posesif justru membuatmu terus-menerus curiga terhadap aktivitas yang dilakukan pasanganmu. Kamu menganggap bahwa si dia menghabiskan waktu dengan selingkuhan saat tidak sedang bersama kamu.
Rasa khawatir terhadap pasangan merupakan hal yang wajar. Misalnya, kamu khawatir bila pasanganmu melakukan kegiatan ekstrem atau berinteraksi dengan dunia malam. Perasaan khawatir tersebut tentu membuatmu lebih protektif untuk memastikan keselamatannya.
Namun, lain halnya dengan kecenderungan posesif. Kekhawatiran malah membuat orang posesif melarang pasangan melakukan berbagai hal hingga membuat si pasangan merasa terkekang dan tertekan.
Kekhawatiran bukanlah alasan yang tepat untuk mengekang pasangan. Sebaliknya, kamu mesti menunjukkan kepercayaan dengan cara memberi kesempatan kepadanya, terutama bila pasanganmu memiliki niat mulia.
Konsep memberi kesempatan inilah yang tidak mampu dipahami orang-orang posesif hingga berujung pada tindakan mengekang pasangan. Ada berbagai bentuk pengekangan yang kerap dilakukan akibat sifat posesif, misalnya menyuruh pasangan keluar dari circle yang sudah dibangun sejak lama atau melarang pasangan berinteraksi dengan lawan jenis.
Kalau kamu ingin mempertahankan hubungan dengan si dia, maka kamu dan dia harus sama-sama memahami beberapa cara berikut ini untuk mengatasi rasa posesif dan protektif yang berlebihan:
Kepercayaan adalah hal penting yang harus melandasi sebuah hubungan. Kamu dan dia harus membangun komitmen ini sejak awal sehingga tak ada keinginan untuk mengekang pasangan. Yakinlah bahwa kamu dan pasangan sama-sama orang yang bertanggung jawab menjaga hubungan tanpa harus membatasi interaksi dengan dunia luar.
Sikap posesif sering membuat seseorang gagal menghormati privasi pasangan, contohnya selalu ingin memeriksa isi HP si dia. Padahal, setiap orang punya privasi masing-masing yang harus tetap terjaga. Orang yang dewasa adalah orang yang memahami pentingnya privasi bahkan dalam menjalin hubungan percintaan.
Jangan lupa bahwa setiap orang membutuhkan me time agar kembali semangat dan produktif saat beraktivitas. Selain menjadi momen santai, me time juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi diri. Kamu dan dia sama-sama butuh me time sehingga tidak mudah jenuh merawat hubungan.
Masih ingat, nggak, kalimat andalan Dilan yang mengungkapkan bahwa cemburu hanya untuk orang yang tidak percaya diri? Bila kamu atau pasangan sering posesif berlebihan, bisa jadi hal tersebut menunjukkan rasa tidak percaya diri sehingga takut pasangan diambil orang. Mulai sekarang, jangan malas menjaga penampilan agar selalu percaya diri dan terhindar dari sifat posesif, ya.
Salah satu cara paling mudah untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah menjaga kebersihan gigi dan mulut. Varian pasta gigi Closeup Icy White - Winter Blast siap memberikan napas segar dengan sensasi dingin dan gigi bersih putih alami* yang akan membuatmu leluasa tersenyum. Dijamin deh si dia pun jadi selalu rindu berinteraksi sama kamu bila kamu semakin charming dan percaya diri.
Mulai sekarang, tunjukkanlah bahwa kamu adalah pribadi yang bersikap fleksibel dan tidak pernah menunjukkan tindakan posesif. Protektif terhadap pasangan tentu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai hal tersebut bikin si dia tidak nyaman, ya.
Referensi: