Bau mulut saat bangun tidur, atau 'morning breath', adalah kondisi umum yang disebabkan oleh penurunan produksi air liur saat tidur. Artikel ini menjelaskan penyebabnya, termasuk kurang minum, kebiasaan menyikat gigi yang buruk, bernapas melalui mulut, merokok, dan kebersihan lidah yang tidak memadai, serta memberikan solusi praktis untuk mengatasinya agar napas tetap segar.
Banyak dari kita yang merasa memiliki bau mulut tidak sedap setelah bangun tidur, meskipun sudah menyikat gigi sebelum tidur. Hal ini tentunya dapat membuat kita merasa tidak nyaman, terganggu, dan bahkan kehilangan rasa percaya diri. Untuk mencegah kondisi ini, kamu pun perlu mengetahui serba-serbi mengenai penyebab bau mulut berikut.
Pernahkan kamu bertanya-tanya, mengapa imbul bau mulut urang sedap saat bangun tidur? Apakah kondisi tersebut normal?
Bau mulut saat bangun tidur (morning breath) merupakan kondisi umum akibat berkurangnya produksi air liur (saliva) saat tidur sehingga mulut menjadi relatif lebih kering daripada saat lain (dry mouth). Kondisi ini dapat menjadi lebih berat jika terdapat masalah kesehatan lainnya yaitu karang gigi, gigi berlubang, diabetes mellitus hingga penyakit lain yang memerlukan konsumsi obat secara rutin seperti epilepsi.
Meski termasuk kondisi yang umum dan normal, bau mulut setelah bangun tidur sebenarnya bisa dicegah dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
Menurut American Dental Association, beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab bau mulut saat bangun tidur adalah:
Kurang minum adalah salah satu penyebab utama bau mulut saat bangun tidur. Cairan yang cukup sangat penting untuk menjaga kelembaban mulut dan membantu membersihkan bakteri yang menumpuk di gigi, gusi, dan lidah.
Saat tidur, produksi air liur menurun, membuat mulut lebih kering dan rentan terhadap 'morning breath'. Jadi, pastikan kamu minum cukup air sepanjang hari!
Malas menyikat gigi sebelum tidur adalah resep pasti untuk bau mulut keesokan paginya. Sisa makanan yang tertinggal di gigi, lidah, dan gusi akan dipecah oleh bakteri, menghasilkan senyawa sulfur yang berbau tidak sedap.
Kebiasaan ini juga meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi. Jadi, pastikan kamu menyikat gigi secara teratur, minimal 2 menit setiap kali, sebelum tidur.
Gunakan pasta gigi yang memberikan kesegaran napas menyeluruh, seperti Closeup Complete Fresh Protection. Varian ini menawarkan perlindungan hingga 18 jam* untuk menjaga kesehatan gigi dan kesegaran napasmu sepanjang malam.
Dengan 12 manfaat sekaligus, termasuk kandungan Vitamin C, E, Fluoride, dan Zinc, Closeup Complete Fresh Protection membantu melawan bakteri penyebab 'morning breath' dan melindungi gigi dari kuman, plak, serta menjaga kesehatan gusi.
Mulut kering bisa juga disebabkan oleh kebiasaan bernapas lewat mulut saat tidur.
Mulut yang kering adalah surga bagi bakteri penyebab bau mulut.
Kebiasaan mendengkur juga bisa memicu mulut kering dan aroma tidak sedap. Jika kamu sering mendengkur atau bernapas lewat mulut saat tidur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis THT untuk penanganan lebih lanjut.
Merokok adalah salah satu musuh utama napas segar, termasuk saat bangun tidur. Kebiasaan ini tidak hanya menurunkan produksi air liur dan membuat mulut kering, tetapi juga meninggalkan aroma tembakau yang kuat.
Mulut yang kering akibat rokok menjadi tempat ideal bagi bakteri penyebab bau mulut untuk berkembang biak.
Seringkali kita hanya fokus membersihkan gigi, padahal lidah juga bisa jadi sarang bakteri penyebab bau mulut.
Permukaan lidah yang kasar adalah tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Pastikan kamu membersihkan lidah setiap kali menyikat gigi, bisa menggunakan sikat gigi biasa atau alat pembersih lidah (tongue scraper).
Bersihkan lidah secara perlahan dari pangkal ke ujung untuk mengangkat bakteri.Itulah lima penyebab bau mulut setelah bangun tidur yang harus kenali. Dengan menghindari penyebab-penyebab di atas, potensi untuk mengalami morning breath di pagi hari pun akan semakin minim.
*Berdasarkan uji klinis
**Berdasarkan studi ex-vivo, dibandingkan produk Unilever lainnya.
Artikel telah ditinjau secara medis oleh drg. Fatimah Gita.
Referensi: