
Pacaran Beda Suku, Kalau Menikah Pakai Adat Apa?
" Eh, kalian pacaran beda suku, nanti menikah pakai adat apa?".
Kamu yang berbeda suku dengan pasanganmu pasti sering ya mendengar pertanyaan dari teman atau keluarga. Walau niat bertanya memang tulus ingin tahu atau sekadar penasaran, pasti banyak juga yang masih blur alias nggak yakin dengan jawaban tepatnya.
Tapi, jangan langsung mendadak stres atau nyali ciut karena khawatir atas persatuan cinta beda suku. Justru nih, kalian harus merasa excited atas kemeriahan dinamika antara tradisi kamu dan pujaan hati. Yang penting, kalian harus satu tujuan dan melakukan pendekatan secara tepat.
Nah, biar nggak repot, langsung deh cek lima cara siasati momen pernikahan untuk cinta suku beda yang paling istimewa.
1. Diskusi dengan pasangan dan keluarga mengenai adat yang akan dipakai

Pernikahan yang merayakan cinta beda suku bukan hanya sekadar menyatukan dua orang dari latar belakang yang berbeda. Acara pernikahan ini juga menyangkut perayaan antara dua akar tradisi. Walaupun akan lebih ribet karena harus pintar menyeimbangkan kepentingan semua, tapi tetap bisa kok dijalani dengan baik. Kuncinya, kamu dan pasangan harus saling terbuka untuk diskusi bersama.
Di ajang diskusi ini, pastikan kalian saling menyamakan visi : apa yang kalian inginkan dan apa yang tidak diinginkan. Cari suasana santai untuk saling tukar pikiran dan jangan lupa untuk dicatat di jurnal agar rencana pernikahan makin jelas.
Selanjutnya, bawa rencana tersebut dan tanyakan kepada masing-masing orangtua kalian tentang permintaan spesifik mereka. Sebagai orangtua, mereka berhak mengutarakan pendapat kan pastinya? Tanyakan apa saja tradisi yang menurut mereka wajib ada. Apa saja ekspektasi dari pihak keluarga inti? Terima semua masukan yang ada sebagai pertimbangan acara pernikahan nantinya.
Tidak jarang ada juga acara pernikahan yang dilaksanakan terpisah untuk masing-masing pihak. Atau ada pula yang meminta nasehat professional wedding planner untuk merangkum pernikahan beda suku menjadi satu acara spesial. Prinsipnya, jangan langsung menyerah dan tetap #SpeakUpForLove alias perjuangkan cintamu dan lakukan komunikasi terbuka sampai ada hasil paling mendekati sempurna.
2. Hitung & siapkan budget sesuai adat yang dipilih

Untuk hal ini, pasangan harus mencoba jujur soal anggaran dan apa yang realistik untuk dilakukan. Jika memang tidak bisa menjalankan semua tradisi yang diinginkan keluarga, mungkin ada 2-3 tradisi yang bisa diimplementasikan dengan cara tersendiri.
Supaya tetap masuk budget, kalian boleh mencoba melakukan penghematan dari sisi lain yang tidak bersifat tradisi dulu, misalnya mengurangi jumlah tamu undangan, memilih undangan & souvenir yang lebih terjangkau, mengatur tanggal pernikahan dan sebagainya. Hal ini karena tradisi sudah sepantasnya jadi bagian penting dari acara pernikahan setiap orang.
Setelah semua usaha tersebut sudah dilakukan dan masih belum masuk ke budget, baru deh pangkas biaya dari segi perayaan tradisi, misalnya memilih pendekatan modern tanpa mengurangi rasa hormat terhadap tradisi dan menyederhanakan jalannya acara pernikahan.
3. Rencanakan dekorasi sesuai tema adat

Apapun tema dekorasi yang dipilih, termasuk yang elegan atau minimalis, tetap ada cara menghadirkan unsur-unsur tradisional untuk kedua pihak dengan smart, misalnya dengan menampilkan ornamen atau benda tertentu sebagai lambang dari daerah tertentu. Sebut saja ondel-ondel di pintu masuk untuk mempelai Betawi lalu menaruh ornamen mandailing sebagai bagian dari dekorasi sebagai representasi tradisi Batak.
4. Tentukan busana pengantin sesuai suku

Namun jika acara pernikahan nantinya bersifat kombinasi atau dijalankan serentak, pasangan harus pintar-pintar dalam mengombinasikan semua elemen dalam pakaian hari H. Tapi lagi-lagi tidak perlu harus khawatir, jasa desainer busana pernikahan tentunya bisa menyediakan solusi yang personal.
Salah satu desainer kawakan Amy Atmanto pernah memaparkan contoh kasus mempelai asal Jawa dan Palembang yang menyatukan antara Batik dan Songket yang sama-sama unik. Hasilnya ga cuma wow dari segi estetika, tetapi juga elegan dan tetap punya ciri khas sebagai identitas dari kedua suku yang berbeda.
5. Pilih menu catering sesuai tradisi

Misalnya saja, pernikahan untuk adat suku Bugis punya menu wajib aneka kue berwarna-warni yang dihidangkan di wadah tertutup bernama Bosara, sedangkan untuk menu wajib adat Minang tidak jauh-jauh dari hidangan gurih rendang, sate padang dan sejenisnya.
Nah ini semua bisa kalian atur sedemikian rupa untuk memeriahkan acara pernikahan yang menyenangkan kedua belah masing tamu pengantin. Yang penting, hindari menyajikan menu catering yang belum tentu bisa diterima oleh semua tamu undangan, misalnya pantangan tertentu bagi sebuah suku. Atau minimal, pisahkan cara penyajiannya supaya tamu undangan merasa lebih nyaman.
Yes, jadi semangat kan kalau sudah jelas langkah-langkah pernikahan untuk selebrasi cinta beda suku? Tetap pede jalani dan terus #SpeakUpForLove untuk acara wedding terbaik!
Bagikan
Kami merekomendasikan
Dengan anti bacterial mouthwash formula, melawan bakteri hingga 99%* untuk nafas segar tahan lama dan bersih terlindungi
Dengan anti bacterial mouthwash formula, melawan bakteri hingga 99%* untuk nafas segar tahan lama dan bersih terlindungi
Dengan anti bacterial mouthwash formula, melawan bakteri hingga 99%* untuk nafas segar tahan lama dan bersih terlindungi