Makan malam romantis bersama pasangan kerap menjadi kegiatan di Hari Valentine. Namun, jangan sampai momen romantis ini menjadi berantakan karena masalah bau mulut! Pastikan kamu tahu cara dan makanan apa saja yang bisa jadi mengurangi bau mulut agar momen Hari Kasih Sayang semakin berkesan.
Kamu bahkan bisa mengurangi bau mulut di acara makan malam romantis jika mengetahui makanan dan minuman yang tepat. Caranya cukup dengan memesan beberapa menu yang mampu menjadi minuman ataupun makanan penghilang bau mulut.
Selain enak, yogurt ternyata termasuk minuman penghilang bau mulut, loh. Kandungan probiotik pada produk fermentasi ini dapat memerangi bakteri di rongga mulut yang membuat napas tidak sedap. Kamu bisa memesan yogurt sebagai makanan pembuka. Lebih baik memilih yogurt tawar atau yogurt dengan kandungan gula yang rendah, ya!
Sepotong keju cukup ampuh untuk mengusir bau tidak sedap dari mulut. Ini karena keju bisa menetralkan zat asam dari makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Selain itu, menurut artikel pada Journal of Food, meminum segelas susu rendah lemak juga dapat menetralkan makanan berbau kuat seperti bawang, lho.
Namun, perlu diingat untuk tidak mengonsumsi produk susu ini secara berlebihan ya. Ini karena bisa menjadi boomerang untukmu.
Kamu mungkin mau memesan segelas teh hijau saat makan malam karena ternyata minuman ini mampu memberi napas segar. Kandungan antioksidan berupa katekin yang melimpah di dalamnya dapat membantu melawan bakteri penyebab bau mulut.
Jika kamu masih merasa napas kurang segar, coba konsumsi buah dan sayur dengan kandungan vitamin C yang tinggi dan yang kaya akan antioksidan seperti jeruk, tomat, bayam, atau peterseli.
Bisa juga pesan menu mengandung buah dan sayuran padat dan berserat seperti wortel, seledri, pir, maupun apel yang dapat membantu menghasilkan air liur untuk membersihkan bakteri penyebab bau mulut.
Makanan penghilang bau mulut satu ini cocok banget dijadikan cemilan di sela-sela dinner romantismu. Apalagi, kandungan serat yang tinggi pada kacang-kacangan mampu bertindak sebagai sikat gigi kecil yang membersihkan rongga mulut dari bakteri penyebab bau mulut.
Cara Hilangkan Bau Mulut Setelah Makan
Meskipun beberapa jenis makanan dan minuman bisa menjadi penghilang bau mulut, beberapa jenis makanan dan minuman lain justru bisa memperburuk kondisi bau mulutmu. Jangan panik berlebihan dahulu karena kamu bisa segera melakukan cara-cara menghilangkan bau mulut setelah makan di bawah ini:
Segera minum air putih sehabis makan untuk membilas rongga mulut. Ini akan membuat mulut tetap lembab sekaligus menghalangi pertumbuhan bakteri dari sisa makanan.
Kamu bisa berkumur di kamar mandi sebagai cara mengurangi bau mulut kurang sedap yang mulai mengganggu. Ini karena berkumur bisa membantu melepaskan sisa-sisa makanan yang tersangkut di gigi dan menyebabkan bau mulut.
Tidak ada salahnya menyiapkan beberapa butir permen karet di tas yang bisa dibawa pada acara makan malam bersama pasangan. Permen karet ini bisa menjadi senjata ampuh untuk menyegarkan napas setelah makan.
Kamu cukup mengambil sebutir permen karet dan mengunyahnya setelah makan. Mengunyah permen karet bisa meningkatkan produksi air liur untuk membilas mulut agar lebih bersih. Pastikan permen karet yang kamu pilih tidak mengandung gula, ya.
Banyak bukan makanan dan minuman penghilang bau mulut yang bisa diandalkan agar acara makan malam romantismu tidak terganggu bau mulut? Jangan lupa sebelum pergi makan malam, sikatlah gigi menggunakan Closeup Complete Fresh Protection.
Closeup Complete Fresh Protection mengandung vitamin C, vitamin E, zinc, dan fluoride yang mampu melindungi gigi dan mulut dari 12 masalah* seperti bau mulut, bakteri, kuman, plak, gigi berlubang, gigi kuning, gigi sensitif, karang gigi, dan email rapuh. Tentunya juga sambil menjaga kesehatan gusi, akar gigi, dan nafas segar.
Perlindungan ini akan kamu dapatkan hingga lebih dari 18 jam**. Pastinya, masalah bau mulut saat dinner Valentine sukses dihindari!
*Berdasarkan studi ex-vivo, dibandingkan produk Unilever lainnya.
**Berdasarkan uji klinis.
Artikel telah ditinjau secara medis oleh drg. Fatimah Gita.
Referensi: